Kamis, 24 September 2009

Geger Membaca Berger

Bandung Mawardi

Judul : Peter L. Berger (Perspektif Metateori Pemikiran)

Penulis : Geger Riyanto

Penerbit : LP3ES

Cetak : 2009

Tebal : xiv + 254 Halaman



Pemikiran-pemikiran Peter L. Berger sudah sejak lama dikenal dan diperkarakan dalam diskursus ilmu sosial di Indonesia. Perjemahan buku-buku Berger dengan gencar dilakukan oleh LP3ES dibarengi dengan sebaran artikel-artikel oleh para pakar di jurnal, majalah, dan koran penting. Tebaran pemikiran Berger pun mendapati antusiasme dari pelbagai kalangan dengan perspektif plural dari sosiologi sampai filsafat. Berger telah menjadi berkah tapi lekas redup sebagai acuan dari pergulatan wacana ilmu sosial mutakhir.

Jejak-jejak Berger memang masih tercatat dalam sejarah pemikiran ilmu sosial di Indonesia meski sudah ditumpuki oleh tokoh-tokoh mutakhir dengan gagasan-gagasan progresif. Jejak-jejak Berger itu menjadi alasan bagi Geger untuk melakukan pembacaan ulang dan perumusan kontribusi signifikan dari Berger. Buku ini jadi bukti dari ketekunan Geger membaca Berger dalam tradisi ilmiah tapi tidak ketat dalam permainan bahasa.

Geger dalam prakata mengungkapkan bahwa pemikiran Berger menjadi pintu masuk untuk ketekunan menggarap studi identitas dan kebudayaan. Resepsi ini lalu dibandingkan dengan pemahaman sekian dosen dan sosiolog terhadap wacana Berger dan kondisi ilmu sosial di Indonesia. Geger menemukan konklusi bahwa konstruksi sosiologi masih rentan dengan kebimbangan untuk menemukan akar dan fondasi di antara godaan-godaan kekuasaan dan lakon genit dari modernitas di negara berkembang. Geger pun dengan eksplisit mengajukan buku ini sebagai ikhtiar mendeskripsikan dan menganalisis secara metateori dalam tegangan perdebatan sosiologi.

Metaterori diartikan dalam studi ini sebagai kebutuhan untuk memberikan pemetaan terhadap pluralisitik horizon pemikiran sosiologi. Berger ditempatkan sebagai tokoh dengan kerimbunan pemikiran dalam mengantarkan menu sosilogi dan masuk dalam perdebatan panjang sosiologi. Berger identik dengan teori-teori sosiologi pengetahuan dengan orientasi kefilsafatan. Peran Berger menjadi penting karena pergulatan wacana sosiologis pada masa 1970-an dan 1980-an bergerak pada sekian arah dengan konsekuensi-konsekuensi persemaian dan keruntuhan sosiologi. Berger menampatkan diri sebagai sosok pelawan arus pemikiran dominan pada masa itu meski terseret dalam bias sosiologi pengetahuan.

Kontribusi penting Berger ditunjukkan dengan publikasi buku The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sosiology of Knowledge (1966). Buku ini dikerjakan bersama Thomas Luckman. Berger melalui buku ini mengajukan gagasan perubahan dalam sosiologi pengetahuan: (1) Berger menganggap sejarah perkembangan gagasan dan ideologi merupakan bagian kecil dari wacana sosiologi pengetahuan dan (2) sosiologi pengetahuan merupakan ilmu dengan konsentrasi pada hubungan antara konteks sosial dan pengetahuan manusia.

Geger dengan deskripsi matang menempatkan posisi pemikiran Berger dalam rentetan kehadiran tokoh dan pemikiran kunci sosiologi. Berger sengaja dijadikan sebagai bab penting untuk menunjukkan pemetaan tentang rumusan-rumusan dari perdebatan sosiologi. Berger mendapat apresiasi positif meski dalam sejarah sebaran pemikiran kerap mendapat kritik dan penolakan. Geger pun jeli membuat perbandingan dan semacam penguatan (pemihakan?) atas posisi pemikiran Berger.

Asumsi kunci dari Berger seperti jadi kunci bagi Geger untuk petualangan dalam lakon sosiologi pengetahuan. Berger mengasumsikan bahwa realitas dan pengetahuan adalah hasil dari konstruksi sosial. Konstruksi itu terbentuk melalui proses institusionalisasi, legitimasi, dan sosialisasi. Proses institusionalisasi adalah pembentukan pola, aturan, atau peran di antara kelompok orang. Legitimasi menjadi pengesahan dalam penjelasan-penjelasan secara logis terhadap proses institusionalisasi. Proses lanjutan adalah institusi dipertahankan dengan disosialisasikan pada anggota-anggota baru dalam kelompok sosial.

Geger dalam buku ini sanggup memberi penjelasan kritis terhadap pemikiran kunci Berger. Geger terbukti telaten dalam membaca dan menafsirkan Berger dalam kerangka besar sosiologi pengetahuan. Teori konstruksi sosial adalah perkara esensial dal;am sosiologi pengetahuan. Teori ini ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan besar: Bagaimanakah proses terkonstruksi realitas dalam benak individu? Bagaimana sebuah pengetahuan dapat terbentuk di tengah-tengah masyarakat?

Geger dengan takzim memberikan penjelasan dan mengajukan contoh untuk menopang gagasan Berger. Geger sampai pada afirmasi terhadap implikasi pemikiran sosiologi pengetahuan dari Berger: penjelasan sosiologis harus bisa menjelaskan realitas sosial dalam sifat subjektif dan objektif. Penjelasan sosiologis adalah ikhtiar mengintegrasikan antara dimensi makro dan mikro dari fenomena sosiologi. Geger telah mengantarkan pembaca pada fragmen penting mengenai kontribusi Berger tanpa ada penjlimetan atau kecerewetan tafsiran.

Kerja intensif mengurusi pemikiran-pemikiran Berger oleh Geger sampai pada konklusi dan kritik. Geger mengakui bahwa pemikiran Berger memiliki posisi khusus dalam sosiologi. Tuduhan dan pemetaan dari para ahli sosiologi terhadap peran Berger dalam arus pemikiran dengan paradigma individual ditolak oleh Geger. Pemetaan itu jelas menafikan konsentrasi Berger dalam membaca dan menilai manusia dengan teori konstruksi sosial. Geger menganggap Berger telah melampaui paradigma invidualis tapi secara gamblang posisi Berger susah dikategorikan oleh kritik dan bias atas sosiologi pengetahuan. Buku ini diakhiri dengan keberanian Geger dengan pelbagai pertimbangan logis untuk menjuluki Berger sebagai pemikir realisme-konstruktivis. Begitu.



Dimuat di Seputar Indonesia (23 Agustus 2oo9)

Tidak ada komentar: