Selasa, 08 Juli 2008

Menanti Bocoran dari Redaksi

Oleh: Heri Priyatmoko


MENGAPA karya yang anda kirim, ujungnya sering menjadi ”sampah”? Yang jelas, menurut yang dipaparkan oleh pihak redaktur kemarin di rubrik ini, jika kita tidak memenuhi persyaratan administrasi, jangan harap tulisan dimuat meski isinya bagus.

Redaktur tak takut kehabisan stok kiriman tulisan. Sebab, di atas meja masih tertumpuk puluhan artikel yang rela mengantre. Tercatat, tak kurang dari 70 artikel di meja redaktur.

Suatu Minggu (29/06), pegawai Taman Budaya Jawa Tengah atau lebih populer disebut TBS mengadakan acara ’’Workshop Penulisan Cerpen, Esai dan Jurnalisme Sastra’’. Acara yang menggandeng komunitas intelektual muda di Solo, Kabut Institut itu menghadirkan Saifur Rohman.

Berdampingan dengan Kris Budiman, pengajar di pascasarjana UGM, dia memberikan strategi atau ”kuda-kuda” (saya meminjam istilah Kris) untuk membuat tulisan yang baik. Diskusi amat hangat. Selain pematerinya melontarkan gagasan yang cemerlang, mereka juga kocak sehingga mengusir rasa kantuk dan kebosanan puluhan peserta workshop.

Di sesi tanya-jawab, ada peserta bertanya. Setidaknya pertanyaan yang bisa ditangkap adalah bagaimana tulisan kita bisa dimuat dan faktor apa saja yang menyebabkan gagal.

Dengan mimik santai, Saifur menjawab bahwasanya isi tulisan yang baik dan syarat yang sudah terpenuhi belumlah cukup mutlak menjadi faktor untuk dimuat. Adakah faktor di luar itu? Redaktur membocorkan aktivitasnya di belakang meja. Mengingat pekerjaannya yang padat dan berkejaran dengan waktu, maka redaktur membaca tulisan yang berjudul menarik terlebih dahulu. Karena itu, buatlah judul yang ”menggigit”.

Tulisan yang dimuat itulah yang terkadang disebut memenuhi ’’selera’’ Redaksi. Saifur mengakui, dirinya senang artikel yang ditulis dengan menggunakan teori, walau teori tidak diterangkan secara eksplisit. Kadangkala, kondisi redaktur turut menentukan. Mengutip Saifur, perut mulas atau rasa capek seringkali menyebabkan banyak tulisan berakhir menjadi ”sampah”.

Lewat ”bocoran” ini, Anda dapat mempelajari dan menyiasati agar tulisan bisa lolos. Suara Merdeka hanya menyediakan dua kolom untuk Debat. Oleh sebab itu bermodal kejelian juga niscaya karya Anda mampu bersaing mengalahkan sekitar 68 tulisan. Semoga.

Suara Merdeka, 05 Juli 2008

Tidak ada komentar: