Minggu, 25 Mei 2008

MERAYAKAN PASAR TRADISIONAL


Oleh: Bandung Mawardi

Festival Seni Pasar Kumandang yang berlangsung pada 18 – 20 Mei 2008 menjadi bukti élan vital pasar tradisional dalam peradaban manusia dan pertumbuhan kota. Pelbagai pihak dari pemerintah Kota Solo dan sekian lembaga (Papatsuta, LPPM UNS, Padepokan Lemah Putih, Komunitas Pusaka Solo, BPPI, dan Mataya) merayakan pasar tradisional untuk refleksi dan realisasi peran pasar tradisional dalam momentum 100 Tahun Kebangkitan Nasional dan pertumbuhan Kota Solo.

Pasar tradisional adalah ruang belajar yang mengajak orang untuk melakukan interaksi dan transaksi secara faktual dan simbolik. Keberadaan pasar tradisional dalam sejarah membuktikan peran untuk ruang proses belajar yang menandakan operasinalisasi suatu sistem ekonomi, sosial, politik, kesenian, dan kebudayaan. Pasar tradisional sebagai ruang belajar memiliki keunikan dan kompleksitas persoalan. Keunikan yang ada dalam pasar tradisional adalah inklusivitas dalam sirkulasi dan interaksi manusia. Kompleksitas persoalan yang ada dalam pasar tradisonal mencakup persoalan domestik sampai politik atau kekuasaan. Pasar tradisional menjadi ruang belajar yang memberi hak pada setiap orang untuk memainkan peran dengan spirit demokrasi.

Peran sebagai ruang belajar itu direalisasikan dalam Festival Seni Pasar Kumandang 2008 dengan pelbagai program seni dan keterlibatan pelbagai pihak. Suprapto Suryodarmo (Padepokan Lemah Putih) meyakinkan bahwa pasar tradisonal sebagai ruang belajar membuktikan ada spirit peradaban yang hidup dan bergerak untuk menandakan situasi perubahan zaman. Pasar tradisional di Jawa memiliki peran kosmologis yang direfleksikan dalam hari kelahiran dan siklus kehidupan manusia. Pandangan kosmologis itu yang membuat pasar tradisional lahir dan tumbuh untuk menjadi ruang hidup yang sanggup memberi jawaban dari tuntutan zaman.

Eksistensi pasar tradisional dalam zaman globalisasi atau abad yang berlari ini merupakan eksistensi dengan spirit masa lalu dan masa depan. Pasar tradisional niscaya membawa sejarah panjang yang kerap dipahami sebagai nostalgia kebudayaan. Nostalgia itu menjadi refleksi yang melahirkan keyakinan untuk hidup dan tumbuh dalam situasi zaman yang penuh risiko dan godaan. Nostalgia itu adalah optimisme untuk tetap ada dan memainkan peran tratagis dalam peradaban manusia. Spirit untuk memikirkan dan menata masa depan merupakan kesanggupan pasar tradisional meladeni perubahan zaman. Pasar tradisional memerlukan sikap kompromi yang luwes untuk tidak tersingkir atau mati karena keberadaan mall atau pusat perbelanjaan modern. Kehadiran mall atau pusat perbelanjaan modern itu merupakan “saingan” atau kompetitor yang menuntut pasar tradisional untuk peka terhadap hukum perubahan sosial dan kuasa kapitalisme modern.

Festival Seni Pasar Kumandang 2008 merupakan bentuk kepekaaan zaman yang direalisasikan dengan pelbagai program yang dilaksanakan di Pasar Gede, Pasar Triwindu, Pasar Nusukan, Pasar Legi, dan Pasar Kembang. Acara-acara seni dihadirkan dengan suatu acuan bahwa pasar tradisional adalah ruang publik yang memiliki peran melahirkan dan menghidupi seni. Pasar tradisional dalam pengertian tata ruang dan spirit memang menjadikan seni sebagai ekspresi yang lebur bersama aktivitas ekonomi di pasar. Seni dalam pasar tradisional adalah eskpresi yang merepresentasikan lakon hidup manusia dari dunia individual dan sosial.

Keberadaan seni dalam pasar yang mengacu pada seni tradisonal atau kerakyatan memiliki peran signifikan untuk mengingatkan dan mengabarkan bahwa ada tatanan kehidupan dengan basis kearifan tradisional. Seni itu ada membawa optimisme bahwa kehidupan dalam pasar tradisional adalah kehidupan yang merealisasikan nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban.

Festival Seni Pasar Kumandang 2008 merupakan bukti dari eksistensi dan dinamisasi pasar tradisional di Kota Solo. Bukti itu menjadi signifikan dengan perhatian yang diberikah dari Pemerintah Kota Solo. Program revitalisasi pasar tradisional yang dijalankan Pemerintah Kota Solo merupakan bentuk perhatian dan tanggung jawab terhadap pertumbuhan kota. Program revitalisasi pasar tradisional itu menjadi kasus menarik karena Pemerintah Kota Solo melakukan pendekatan kultural dan kompromistis. Pemerintah Kota Solo cenderung merealisasikan program revitalisasi dengan visi optimistik dan meminimalisasi implikasi dan reduksi terhadap kepentingan-kepentingan Dinas Pengelolaan Pasar, pedagang, dan pengunjung pasar.

Optimisme terhadap keberadaan dan pertumbuhan pasar tradisional menjadi kentara ketika Pemerintah Kota Solo memiliki kebijakan untuk menghentikan pembangunan mal di Solo. Kebijakan itu sebagai kompensasi dari perhatian terhadap keberadaan dan pembangunan pasar tradisional di Kota Solo. Optimisme dari Pemerintah Kota Solo itu patut diapresiasi dan dikritisi secara positif dan konstruktif. Penilaian positif dari Sri Edi Swasono terhadap kebijakan Pemerintah Kota Solo dalam penanganan revitalisasi pasar tradisional patut menjadi spirit untuk merayakan pasar tradisional.

Pasar tradisional menjadi perkara penting yang memberi kesadaran bahwa ada strategi untuk meladeni arus globalisasi dan kuasa kapitalisme. Tatanan ekonomi global tentu bisa dipahami sebagai utopia atau ancaman yang niscaya melahirkan optimisme dan pesimisme. Pasar tradisional adalah bukti dari resistensi positif terhadap kondisi zaman yang mengarahkan hidup secara pragmatis dan materilistis.

Pasar tradisional mesti memainkan peran dengan basis nilai-nilai kultural untuk bisa melegitimasi dan merealisasikan sistem ekonom dalam orientasi kerakyatan dan kesejahteraan. Peran itu merupakan realisasi dari keberadaan pasar tradisional sebagai ruang transaksi ekonomi, ruang interaksi sosial, ruang komunikasi, dan ruang hiburan (kesenian).

Festival Seni Pasar Kumandang 2008 memberi pesan optimisme bahwa revitalisasi pasar tradisional mesti direalisasikan dengan utuh mulai dari bangunan, sistem manajemen, dan spirit. Spirit itu adalah kesadaran terhadap nilai-nilai tradisi, kearifan lokal, multikulturalisme, demokrasi, dan ekonomi kerakyatan. Pasar tradisional adalah penanda peradaban yang memiliki sejarah panjang dan bukti dari realisasi perubahan zaman. Begitu.

Dimuat di Jogosemar, 22 Mei 2oo8

Tidak ada komentar: